Menulis semudah Ngemil
Resume ke-9 KBMN-28
Tanggal : 27 Januari 2023
Tema : Menulis Itu Mudah
Narasumber : Prof.Dr. Ngainun Naim. Moderator : Lely Suryani, S. Pd. SD
Hari ini Kami peserta Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI gelombang-28, masuk materi ke-9.
Bersyukur ketika saya bisa menyelesaikan resume ini, setelah hari yang penuh emosi menguras pikiran dan perasaan. Ya, hari ini.
Sejak subuh saya dan suami menyambut hari dengan syukur tak terhingga. Usianya bertambah setahun. Setelah doa dan saling mengucapkan berkat, kami mempersiapkan diri. Saya akan kesekolah dengan anak-anak, Suami akan ke salah satu kota di Sulawesi Utara. Ada pelantikan pengurus PGRI Kota Bitung. Suami, Alwat Rijan Tolemo, sebagai Sekretaris PGRI provinsi diundang bersama Ketua, Bapak Star Wowor, untuk mengikuti pemilihan sekaligus melantik pengurus yang ada.
Hujan yang turun sejak subuh semakin deras dan tidak ada tanda akan mereda. Saya membatalkan kesekolah bersama anak-anak, manakala informasi banjir mulai melanda.
Suami bertekad pergi melaksanakan tugas walaupun saya sudah melarang.
Informasi banjir yang hebat berseliweran di beranda FB dan WAG. Bahkan tiang-tiang listrik jalur ringroad roboh. Jalur yang dilalui suami.
Longsor sedang, longsor besar bahkan mobil dan kendaraan hanyut memilukan hati. Apalagi ketika rumah dari mama tetangga kami ditimbun longsor. Mamanya tertimbun pagi itu dan ditemukan ketika hari menjelang sore. Ya, hari ini bencana alam memakan empat korban jiwa. Tiga orang tertimbun longsor dan satu orang terseret banjir.
Kami mempersiapkan segala sesuatunya. Persiapan pemakaman, pemakaman dan sesudah pemakaman.
Resume saya ambil dari WAG sebagai berikut.
Prof. DR. Ngainun Naim menulis bahwa,
Saya tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Saya hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. CAranya satu: dengan menulis.
Kunci-kunci menulis yang mudah.
(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami.
Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur.
Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami.
Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan.
(2) Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit.
Mengapa? Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis.
Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan di komputer. Jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis yang berbeda. Istilahnya ENDAPKAN DULU.
Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki.
Prinsip saya sederhana: meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya.
Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita.
Berat itu ya untuk kepentingan akademik karena saya seorang guru besar.
Ringan itu untuk kepentingan publik karena saya menyukai menulis apa pun.
Ke (3) menulis tentang perjalanan.
Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat.
Kita semua sangat sering melakukan perjalanan.
Nah, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis.
Jika Bapak Ibu rekreasi, tulis saja hal-hal yang Bapak Ibu alami.
Itu mudah karena kita menjalaninya.
Baik, saya akan berikan satu lagi kunci menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL. Sedikit demi sedikit.
Seperti ngemil kacang bawang.
Saya nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak banyak.
Untuk blog atau Kompasiana, saya menarget 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, saya menarget 1 paragraf.
Itu target minimal. Itu yang saya perjuangkan. Pagi saya menulis artikel jurnal 1 paragraf.
Sampai di kantor saya menulis untuk blog.
Paling 1-2 paragraf.
Kumpulan Tanya-Jawab
- Mau tanya Bu, saya Dewi dari Seruyan Kalteng. Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. Terimakasih
Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.
- Nama: *Evridus Mangung- dari NTT* P1. Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.
Terima kasih. Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.
- Imro'atus Sholihah_MTsN 4 Jombang Jatim Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?
Iya Bu @β¨LELY SURYANIβ©. Kapan hari itu ketemu beliau saat saya menguji disertasi Kepala Madrasah beliau. Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir.
Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah.
Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari.
Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.
- Farida LisantiKab. Musi Rawas
Assalamu'alaikum. Prof. π melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana.
Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof.ππππ
Terima kasih
Waalaikumsalam π
Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.
- Pertanyaan dari Teguh Wiyono bekasi Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah.
Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini prof?
Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?
Toto - Kota Bekasi
Assalamu'alaikum, mohon izin bertanya, Prof.
Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya?
Terimakasih Bu Lely yang baik hati dan tidak sombongππΌ
Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. Paragraf satu: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit? Paragraf 2: Menulis yang dialami.
Paragraf 3: Menulis Perjalanan
Dan seterusnya.
Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana.
Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL.
Assalamualaikum Pak...sy Sri Mulyati dr Cirebon...klau kita menulis setiap hari secara Ngemil...apakah dgn judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku???mksh π
Waalaikumsalam. Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari
Assalamualaikum, Ibu Lely. Saya Eka Yulia dari Kalteng, titip pertanyaan untuk Prof. Ngainun.π
Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming?
Hatur nuhuun.
Waalaikumsalam. Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.
Nurkhotijah dari Wonosobo
Ijin bertanya
Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna?
Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.
Assalamu'alaikum. Saya Rahman Dari Sumenep Madura. Ijin bertanya Prof. Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. Terima kasih
Waalaikumsalam. Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis.
Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar.
Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.
Hilman_Kep. Babel
Izin bertanya Prof.
Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai _tuh_ tulisan....
Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut prof.
Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.
Izin bertanya bun
saya Candra dari Jakarta
saya ingin bertanya Prof ..Apakah metode menulis mengemil ini efektif prof , terutama bagi kami yg pemula adakah?
Metode itu alat. NGEMIL itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cukup efektif. Bisa simak jawaban saya untuk pertanyaan ke enam.
Assalamu'alaikum Prof, bunda...
Saya Afida dari Sampang
Izin bertanya nggih....
Prof, Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca?
Bagaimana caraya menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis?
Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?
Waalaikumsalam. Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa.
Demikian resume saya di hari yang tidak terduga. Terima kasih untuk ilmunya, Prof.
Terima kasih yang mau membaca.
2 Komentar:
Semangat selalu Bu, begitu juga keluarga yang tertimpa musibah diberikan kesehatan dan kekuatan Amin π
Amin. Terima kasih, Bu
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda