Kamis, 03 Juni 2021

Pendidikan Indonesia bersama Bapak Nadiem Makarim

 

MENATAP MASA DEPAN PENDIDIKAN INDONESIA MELALUI MAS NADIEM”

Oleh   : Elcye Helny Untu,S.Pd

(Guru Bahasa Jepang, SMA N.10 Manado)

 

           Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus bermasalah dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah tongkat kesejahteraan setiap insan. Seperti yang kita ketahui, bangsa yang maju adalah bangsa yang mengutamakan ilmu pendidikan. Dari pendidikanlah dilahirkan generasi penerus yang berkualitas, berdaya saing dan berkarakter mulia.

           Dewasa ini, Indonesia makin berbenah dalam segala bidang. Presiden dan wakil presiden terpilih yaitu Bapak Joko Widodo- K.H Mar’uf Amin langsung melantik cabinet Indonesia maju, pada tanggal 23 Oktober 2019.

           Dalam pidato Pak Jokowi setelah pelantikan, beliau menekankan tentang pentingnya jajaran cabinet yang ada dalam pemerintahan. Menteri-menteri cabinet Indonesia maju ini tidak boleh memiliki visi dan misi. Hanya satu visi dan misi yang boleh dilaksanakan, yaitu visi dan misi Presiden.. Adapun garis besar visi misi Presiden yakni “Meneruskan jalan perubahan untuk Indonesia maju.” Lebih jelasnya Visi dan Misi itu adalah : “Terwujudnya Indonesia maju. Yang berdaulat, Mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.”

Besar harapan Presiden dalam kemajuan Pendidikan di Indonesia. Saat mengumumkan Nadiem Makarim sebagai mendikbud, Presiden mengharapkan agar mendikbud baru dapat membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia, mampu menyiapkan SDM yang siap untuk kerja, ada upaya yang me-link and match-kan antara pendidikan dan dunia industri. Hal ini merupakan kerja pokok wilayah kemdikbud.

           Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A adalah Pendiri Gojek yang saat ini mendapat kepercayaan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Nadiem berusia 35 tahun, lahir di Singapura Tanggal 04 Juli 1984, masuk kategori menteri termuda dalam sejarah Indonesia. Mengundurkan diri dalam posisi di Gojek pada tanggal 21 Oktober 2019, dan menggantikan Bapak Muhadjir Effendi yang sebelumnya menjabat sebagai Mendikbud.

           Jika melihat dari segi usia yang muda dan latar belakang pekerjaan yang jauh dari dunia pendidkan, maka hal lumrah jika banyak yang mempertanyakan kemampuan pengusaha muda ini. Namun, beberapa fakta berikut akan memperkuat kita menatap ke masa depan yang lebih baik bersama Mendikbud ganteng, Nadiem Makarim :

1.     Latar belakang pendidikan.

v  Sebagian besar kehidupan pendidikan Sekolah Dasar sampai Lulus Sekolah Menengah Atas tahun 2002, dijalani dengan berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura.  Secara otomatis, memiliki pengalaman dengan berbagai situasi pendidikan anak sampai remaja yang luar biasa.. Tahu mana yang tepat dan yang tidak bisa dilakukan kepada peserta didik, pendidik maupun sarana prasarana.

v  Gelar sarjana diraih di Brown University tahun 2006, mengambil jurusan Hubungan Internsional, Amerika Serikat, didalamnya mengambil bagian mengikuti pertukaran pelajar di London of Economics. Kedepannya kita bisa melihat Putra-putri terbaik Indonesia diberi wadah untuk kegiatan pertukaran pelajar untuk seluruh jenjang pendidikan oleh menteri ganteng.

v  Semangat untuk terus menimba ilmu begitu nyata. Tiga tahun setelah mendapat gelar sarjana, Anak Pengusaha Bapak Nono Anwar Makarim dan Ibu Atika Algadrie ini mengambil pasca-sarjana di Harvard Business School, meraih gelar Master of Business Administration. Bekal ilmu yang didapat, membuat Indonesia bisa melihat masa depan administrasi pendidikan Indonesia lebih tertata oleh ayah dari Solara Franklin Makarim.

 

2.     Pengalaman kerja

v  Memulai karir di tahun 2006-2009, sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company sampai mencapai gelar MBA. Secara tidak langsung mendikbud mengumpulkan dan membiayai sendiri uang kuliah Pasca-sarjana. Sikap mandiri telah tertanam kuat, sangat sesuai dengan Visi misi Presiden.

v  Mendirikan perusahaan Zalora Indonesia (2011-2012). Sebagai pengusaha juga menjabat sebagai Managing Editor. Mengambil begitu banyak ilmu di Zalora, membangun mega starup dan bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia menunjukkan kejeniusan Mendikbud.

v  Memberikan diri  untuk terus belajar dan berkarya sebagai Chief Innovation Officer (CIO) kartuku. Suatu sikap pekerja keras, pantang menyerah dan terus mencari pengalaman. Puzzle  yang disiapkan Sang Pencipta bagi Nadiem mulai terpasang  untuk melengkapi sekaligus menyempurnakan tugas dan tanggung jawab di dunia pendidikan Indonesia.

v  Merintis dan mengembangkan Go-Jek tahun 2010-2019. Perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Gojek menjadi super aplikasi yang menyediakan layanan lebih dari 20, seperti transportasi, pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, membersihkan rumah, logistic sampai platform pembayaran digital yang terkenal dengan GoPay. Karir ini membawa Nadiem Makarim masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia. Perkiraan nilai kekayaan yang dimiliki mencapai US$100 juta.

Sungguh keberhasilan yang luar biasa di usia muda. Menjadi pegangan, untuk keberhasilan pendidikan Indonesia dengan berbagai aplikasi yang bisa dilakukan oleh founder perusahaan yang bergerak di dunia online itu.

3.     Teman Hidup

Franka Franklin adalah wanita beruntung yang dinikahi Nadiem Makarim tahun 2014. Lulusan kuliah di Hogeschool Rotterdam Belanda dan Raffles Design Institute di Singapura ini pernah menjabat posisi sebagai, Vice Pressident merchandising & business development di online fashion berrybenka.com.

Yang sangat membanggakan dan tentunya dapat membantu sang suami dalam tugas mendikbud adalah Franka pernah ikut dalam Indonesia mengajar yang di gagas Anies Baswedan dan menjabat sebagai specialist communication strategist. Dengan keahlian pengalaman dan energy milenial yang kekinian, pasti mempermudah sinergitas kerja suami sebagai mendikbud.

 

           Tentu tidak mudah memperbaiki system pendidikan Indonesia yang begitu banyak permasalahan. Diantaranya mutu pendidikan dan perlindungan guru. Terbatasnya akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, kurangnya kualitas dan karakter guru, nasib sekolah-sekolah daerah, sekolah pinggiran dan sekolah kecil, guru-guru yang teraniaya, bahkan nasib guru-guru sertifikasi.

           Masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) Pendidikan Indonesia yang harus dikerjakan.  Yang paling urgent saat ini adalah karakter peserta didik maupun tenaga pendidik. Ketika karakter buruk tak  bisa diatur lagi. Kisah nyata yang terjadi di Salah satu SMK di pinggir kota Manado. Manakala Guru Agama yang bergelar pendeta, terbunuh secara tragis oleh siswanya, pasca ditegur karena merokok di lingkungan sekolah. Video penikaman brutal itu viral sampai ke Luar Negeri.

Tiga minggu sebelumnya seorang guru masuk Rumah Sakit dan kena stroke. Tatatertib untuk menghukum siswa terlambat berakibat fatal. Hukuman berlari di lapangan berujung duka, ketika salah seorang siswa jatuh dan meninggal dalam perawatan Rumah Sakit.

Beredarnya video dan foto siswa yang merokok sementara proses pembelajaran. Guru-guru seakan tidak memiliki harga diri. Guru menjadi pendidik yang jadi masa bodoh. Mau menegur takut dilaporkan. Mendiamkan, jadi bahan guyonan.

Sebagian besar perlakuan buruk siswa kepada guru terjadi di lingkungan sekolah yang terletak di pinggiran kota maupun didesa kecil. Berbagai factor bisa menjadi pemicu. Diantaranya :

1.     Kurangnya jumlah guru disekolah. Akibatnya, banyak jam lowong

2.     Sarana dan prasarana yang kurang memadai. Internet, ruang kelas, ruang perpustakaan, jumlah meja dan kursi dan sebagainya.

3.     Latar belakang siswa. Ada yang dari keluarga broken home, keluarga misin, yatim piatu, korban kekerasan orangtua, kekerasan seksual dan sebagainya

4.     Motivasi belajar siswa yang semakin menurun. Keasyikan game online, kecanduan film Drama, suasana belajar yang tidak menyenangkan, cara penilaian guru dalam proses pembelajaran, karakter guru yang tidak bisa digugu dan ditiru.

5.     Guru yang tidak kreatif. Kegiatan pembelajarn kebanyakan CBSA= catat buku sampai habis.3D= duduk,diam,dengar.

6.     Pelaksanaan tata tertib yang tidak konsisten. Hari ini yang terlambat kena sanksi, besoknya tidak ada sanksi.

 

Harapan untuk secercah cahaya bagi Indonesia khusunya bidang pendidikan tidak pernah hilang. Doa-doa yang diserukan pasti dijawab oleh Tuhan. Segala sesuatu berada dalam kedaulatanNya. Dan fajar pagi itu mulai muncul. Jawaban doa mulai tersingkap. Nadiem Makarim, Menteri milenial kita menjabat sebagai salah satu komisaris Pathways for Prosperity for Technology and Inclusive Development yang fokusnya membantu negara-negara bekembang untuk beradaptasi dengan berbagai inovasi baru dunia digital yang mengubah budaya bekerja.

Mimpi-mimpi yang akan mendulang nyata untuk masa depan bersama Bapak Mendikbud yang menawan, enerjik dan penuh inovasi yaitu :

a.     Adanya inovasi bagi jaminan hukum guru dalam mengajar dan mendidik peserta didik

b.     Aplikasi yang mudah, murah dan tidak memakan waktu dalam membuat administrasi.

c.     Mengupgrade pembelajaran karakter

d.     Kemdikbud semakin canggih dan kekinian

e.     Membawa pendidikan Indonesia untuk mampu bersaing di level internasional

f.      Beban jam mengajar yang sesuai untuk beberapa mata pelajaran sertifikasi (Bahasa Asing dan TIK) atau inovasi baru bagi guru yang kekurangan jam karena sekolah kecil dan jumlah siswa kurang.

g.     Pemerataan guru dan pendidikan  harus sesuai dengan zonasi dan kebutuhan sekolah. Baiknya dipetakan melalui system informasi. Suasana kelas, sarana dan pasarana harus sama. Apakah sekolah di kota, pinggiran kota maupun daerah terpencil.

h.     Mengkaji kurikulum yang sementara dijalankan. Lakukan eksperimen yang transparan dan dari orang bermutu, sehingga system dibangun dengan baik

i.       Mengembangkan talenta dan kreativitas anak melalui pentas seni, koor, Drama, dan olahraga. (Banyakin porsinya)

j.       Orangtua yang sadar pendidikan.

k.     Paling terakhir, diharapkan Bapak Nadiem bisa melaksanakan reformasi birokrasi besar-besaran di Institusi Pendidikan dan Kebudayaan sehingga kinerja para pejabat lebih kreatif, efektif dan efisien.

 

Akhirnya… selamat berkarya Pak Nadiem. Jangan menganggap diri Bapak lemah atau rendah, karena menjadi menteri termuda dan tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun profesi yang korelasi dengan Pendidikan Indonesia. Tapi jadilah teladan dalam setiap tindakan, perkataan, kesucian dan ketulusan Bapak.


#Tulisan menyambut terpilihnya Bapak Nadiem sebagai Menteri Pendidikan bulan Oktober 2019

 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda